Selasa, 16 Desember 2008

Ayah

Jika Ayahku masih ada didunia ini, tepat kemarin 16 Desember ayahku berumur 67 tahun. Kalau sekarang ini aku melihat seorang bapak yang seumuran itu dan sehat sering pikiranku menerawang teringat almarhum ayahku.

Ayahku orang yang pembawaanya humoris, hangat…banyak sekali kenangan indah dan lucu bersama beliau.

Foto ayah selagi sehat, gagah...

foto kenangan saat perayaan pernikahanku ,1996(ayahku paling kiri)

Sebenernya ayahku meninggal sudah cukup lama, 11 tahun yang lalu tepatnya bulan Februari 1998 dikarenakan kanker tenggorokan. Kira-kira saat itu umur beliau 56 tahun..masih cukup muda ya.

Awalnya kami (Ibu dan saudara-saudaraku ) bener-bener tidak menyangka kalau ternyata ayahku bisa punya penyakit yang dari namanya aja sudah serem bagi kami yang awam ini. Karena sebelumnya ayah tipe orang jarang sakit. Bahkan sebenernya ibuku yang sering keluar-masuk rumah sakit karena darah tinggi.

Awal gejala penyakitnya, sepulang dari menunaikan ibadah haji ayahku mengalami batuk dan serak suaranya, Tapi ayah pikir karena bawaan dari tanah suci banyak orang yang masih membawa virus batuk dan pilek. Tapi dalam jangka waktu 1 bulan bahkan lebih gak sembuh-sembuh akhirnya di bawa ke dokter, lalu di rujuk ke dokter THT, lalu di observasi dan seterusnya didapatkanlah bahwa ada tumor di leher dekat pita suara ayah. Tapi proses begitu cepat dan berkembang menjadi kanker tenggorakan.
Proses kanker sangat cepat mengerogoti ayahku, setelah proses operasi, kemoterapy dsb, dalam tempo 1 tahun kesehatan ayahku drop dan bener-bener drastis merubah penampilannya seperti 20 tahun lebih tua.

Saat itu aku sempat meninggalkan suami di Sangatta lebih kurang 1 bulan, karena mengingat ayah sakit yang sudah cukup parah. Saat suami cuti, baru menjemputku dan melihat ayah selama 1 minggu, lalu aku ikut bersama suami pulang kembali ke sangatta.

Ketika baru tiba di Balikpapan sore harinya…aku memberi kabar kepada keluarga di Jambi bahwa kami masih transit di Balikpapan, yang ada aku malah mendapat kabar bahwa ayahku meninggal dunia waktu sore harinya, kalau dilihat waktu bersamaa saat aku terbang dari Jakarta ke balikpapan. Abangku yang tertua menyarankan aku tetap melanjutkan perjalanan ke sangatta, karena aku sudah cukup lama menemani ayah. Yang namanya umur adalah rahasia Tuhan yang kita tidak bisa tahu kapan waktu tibanya.

Apabila kalau mengingat penderitaan ayahku saat sakit, dan beban ibuku merawat ayah (karena ayah lebih mau dirawat oleh ibu, padahal kami sudah mengambil seorang perawat yang datang kerumah), mungkin itulah jalan terbaik.

Dan aku juga pernah mendengar bahwa orang yang sakit sebelum meninggal, penderitaan dikala sakit adalah bagian dari penghapusan dosanya. Semoga itu benar adanya, Waulahhualam…

Ayah..maafkan anakmu yang kadang lupa mengirim doa buatmu…padahal kami tahu bahwa amalan yang yang bisa sampai kepada orang yang telah meninggal adalah amal zariah dan doa dari anak-anaknya yang sholeh.

10 komentar:

Unknown mengatakan...

emang sedih ya say.. kehilangan orang yg disayangi...insya Allah ayah mu di terima disisi Nya yah.. amin...

Asih Najib Evan mengatakan...

makasih ya say...semoga itu adanya, amien.

Atca mengatakan...

Jadi ingat ayahku lagi jeng begitu baca postinganmu...
Semoga diterima disisi Allah SWT..amin..

Andri Permana mengatakan...

Duuuuh bener banget... sesosok ayah dalam kehidupan emang banyak banget membuat kita bahagia..... aku juga bisa merasakan apabila terkenang tentang papakuwh.... banyak memberi motivasi..... mudah2an amal ibadahnya diterima Allah SWT amien.....

rosa devga mengatakan...

ikut prihatin ya jeng denger ceritanya, semoga Ayahnya berada disisi Allah SWT....amien..btw kok jarang nongol sih...*kangen* huehehhe...

Keke Naima mengatakan...

umur memang benar2 rahasia Allah y mbak. sy turut berdo'a u/ ayahnya mbak, mudah2an di terima di sisiNya :)

Asih Najib Evan mengatakan...

@atca
semoga kita selalu ingat untuk mengirim doa kepada orangtua kta yang telah kembali ya.

@andri
Iya Ndri, aku kadang ada rasa gimana gitu, bayangin kalau ayahku masih hidup, terus lihat cucunya sudah besar, pasti seru & heboh


@Rosa
makasih ya say..
aku lagi terkena virus males D:..tapi mudah2an sudah sehat nich

@Ke2nai
Bener bangat..jarak antara kehidupan dan kematian ukurannya lebih tipis dari selembar rambut.

mommy adit mengatakan...

Mbak, Nita juga sudah kehilangan Bapak, waktu umurnya 51 tahun... Kalau masih ada sekarang umurnya 65 tahun. Beliau meninggal waktu Nita masih kelas 2 SMP. Bedanya, Bapak Nita nggak sakit dulu. Kata dokter kemungkinan serangan jantung.

Nita juga sudah kehilangan mamah, ketika umurnya 51 tahun... waktu Nita kelas 2 SMA.

Mudah2an kita benar2 bisa jadi orang yang shaleh ya Mbak, biar bisa membantu orang tua kita ke syurga (amien..)

Penny mengatakan...

jadi ingat almarhum ayahku juga nih.....beliau meninggal sekitar 6 tahun yg lalu, tanpa sakit dan itu yg membuatku sedikit shock waktu itu.
Tapi semua itu adalah takdir yg maha kuasa, kita hanya bisa pasrah menerimanya.

Anonim mengatakan...

jadi ikut sedih bacanya .. ayahnya pasti bangga punya anak spt dirimu say ..