Jumat, 13 Juni 2008

Liburan, Liburan….

Bulan Juni & Juli sekolah mulai libur, begitu juga dengan Bilqis dan Sultan. Bilqis tahun ini tamat SD, masuk SMP (Aih... Ummi & Abi sudah punya anak SMP ), Sultan naik ke kelas 3 SD. Seperti biasa di libur kenaikan kelas, akhir tahun atau Lebaran kita mengatur jadwal Liburan. Jadi Jadwal Cuti Abi & Umminya dipaskan dengan liburan anak-anak.

Sebenernya tempat "Liburan Panjang " belum jauh-jauh banget, selalu kunjungan rutin pulang ke kampung halaman Palembang & Jambi. Karena Orang Tua tercinta & Keluarga Besar pada tinggal disana. Juga saatnya anak-anak bersilaturrahmi dengan Kakek Nenek, Om Tante & sepupu2nya. Tapi biasanya setelah dari kampung halaman kita selalu menyempatkan berbelok jalur sedikit, mampir ke Jakarta, Jogja beberapa hari untuk mencari suasana lain.

Pernah juga dengan kakak yang berada di Jakarta kita nginep di Hotel sebelah Dufan (aku lupa namanya), mau enjoy liburan di hotel, juga supaya anak-anak puas main di dufan dari pagi sampe malem jadi waktunya gak habis dijalan.

Tahun 2002 ke Jogja lalu liburan kita belum terlalu nyaman, karena Sultan baru berumur 2.5 thn. Mana pada saat sampe di Jogja kita flu semua, aduh mudah2an tidak terulang lagi dech liburan seperti itu.

Makanya sekarang kalau mau jalan-jalan ke tempat yang rada jauh & mahal masih mikir, soalnya Sarah masih kecil. Capek juga nanti… Jadi kapan ya, melanglang dunianya…punya anak kecil terus. Mudah-mudahan Sarah yang terakhir dech. Tunggu Sarah cukup besar & cukup kuat untuk jalan jauh, baru kita rencana pergi ke….

Liburan di jaman yang serba padat dalam mencari ‘rezki’ kayaknya sudah merupakan kewajiban. Untuk melepaskan stress, untuk melepaskan penat dari rutinitas. Apalagi seperti kita yang tinggal di Sangatta yang hanya selebar daun kelor kalau dilihat dari Pesawat Casa. Ngubek-ngubek juga sudah mentok jalannya. Terutama untuk anak-anakku yang tumbuh besar di Sangatta kasihan amet kalau gak pernah diajak melihat isi dunia luar selain Sangatta.

Syukur-syukur ya kita masih bisa menyisihkan rezki untuk yang judulnya "Jalan2, Liburan, Pulang Kampung dsb". Nah ada sebagian orang yang mau beli minyak goreng aja harus antri sampe bbrapa ratus meter, karena mau dapet harga murah. Gimana mau mikir biaya liburan. Mudah2an kita yang di titipkan rezki yang rada berlebih selalu inget dan mau berbagi pada mereka yang kekurangan ya....


Oke deh selamat berlibur, Special to konco ku Mama Icel yang akan ke Bangkok lalu juga lanjut mudik ke Purwokerto (mau ketemu Mayang sari hihi…) Happy nice Holliday. Sampai ketemu lagi di sangatta kota tercinta, untuk mencari "something" . See you.

Senin, 09 Juni 2008

Kak Ina


Umur Ina baru 15 thn, tapi sudah aku percaya untuk jaga si bungsu Sarah. Awalnya dulu waktu Ina masih berumur 13, 5 thn,dia ikut Ibunya membantu dirumahku, tapi karena ibunya melahirkan adik lagi lalu ibunya berhenti bekerja dari rumahku. Tapi aku tetap mencari tenaga utama pengganti Ibunya. Jadi Ina adalah asisten si Bibik, kerja utamanya menjaga si bungsu Sarah.

Anaknya gak terlalu besar, rada mungil. Tapi tenaganya itu lo… Aku salut dengan anak satu ini. Rajin banget, ringan tangan dan cerdas. Aku bilang cerdas karena kalau dikasih tahu cukup satu kali langsung ngerti.
Aku membiasakan kepada anak-anakku memanggil Ina dengan sebutan Kak Ina. Supaya anak-anakku punya rasa hormat dan sayang kepada asisten Ibunya. Terkadang kalau lagi muncul jutekku dengan si sulung Bilqis karena sikap malesnya, aku sering bandingin dengan Kak Inanya " Lihat Kak Ina sudah pinter kerja, kerjanya rapi, padahal umurnya gak jauh beda ama Bilqis". (Kasian ya si kakak jadi di banding2 in),. Tapi emang iya… Ina kok cekatan sekali padahal umurnya baru 15 thn.

Mungkin karena terbiasa harus bekerja sejak kecil menjaga adiknya. Dia pernah bercerita padaku.. Waktu ibunya harus bekerja mencari nafkah, adiknya baru berumur 17 bulan. Dan Ina harus mengurus adiknya, selama ibunya bekerja yang pulang 1 kali seminggu yaitu di hari sabtu dan Minggu. Aduh nelongsonyo hatiku denger ceritanya saat itu.

Aku bersyukur banget punya asisten seperti Ina. Sudah hampir 1,6 thn ini dia menjaga Sarah dengan telaten dan kasih sayang, juga membantu kami dirumah. Walaupun tetep si Bibik tenaga utama untuk memasak, mencuci, menyetrika, dan bersih2.

Saat aku sakit pusing dan masuk angin, aku minta kerok’in (‘ndeso ya masih main kerok2an) bisa aja tuch si Ina. Kalau paket toko dateng dengan lincahnya dia langsung membuka dan mensortir barang sesuai nota kiriman. Kalau adek Sarah rewel, dengan cepat dia membujuk. Kalau kelinci piaraan abi lepas, so pasti dengan lincah Ina mencari dan mengejarnya. Wah pokoknya Ina bagiku seperti dewi penolong di rumahku.

Sering aku memberi nasihat pada anak-anakku, supaya mereka bersyukur dengan rezki yang diberikan Allah kepada Abi & Umminya sehingga bisa menyekolahkan mereka. Harus belajar yang rajin, bisa jadi orang yang mandiri saat besar nanti. Karena di sekitar kita masih banyak anak-anak yang tidak seberuntung mereka, yang harus bekerja di usia sekolah. Karena masih banyak orang tuanya yang tidak sanggup menyekolahkan anak-anaknya.